Senin, 12 Mei 2014

ALAT REPRODUKSI WANITA

ANATOMI ALAT REPRODUKSI WANITA
 A. GENITALIA EKTERNA
 1. Mons veneris 
Bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lunak yang menutupi bagian depan   symphybis pubis, dan setelah pubartas kulit di mons veneris akan ditumbuhi rambut ditandai denganadanya menstruasi pertama kali. 
2. Labia mayora
Berbentuk lonjong dan menonjol berasal dari mons veneris dan berjalan kebawah dan belakang. Labia mayora sinistra dan dextra bersatu dibagian belakang dan merupakan batas depan dari perineum disebut commisura posterior (frenulum). Mayora terdiri dari 2permukaan - bagian luar menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut. - bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kalenjer sebacea
 3. Labia minora
Didapatkan sebagai lipatan disebelah medial dari labia mayaora. Kedua lipaan tersebut (kiri & kanan) bertemu diatas (preputium clitoridis) dan dibawah klitoros (frenulum clitoridis). Dibagian belakang kedua lipatan mengelilingi orificium vaginea bersatu juga disebut faourcet (pada wanita yang belum pernah elahirkan)
 4. Clitoris
Merupakan suatu tunggul yang erectil, mengandung banyak minyak urat-urat saraf sensorik dan pembuluh darah
5. Vestibulum
Meripakan rongga yang sebelah lateral dibatsi oleh kedua labia minora,anterior oleh klitoris,dan dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina uretra dan terdapat pula 4 lubang kecil yaitu: - 2 muara dari kalenjar bartholini yang terdapat disamping dan agak kebelakang dari introitus vagina. - 2 muara kelenjar skene disamping dan agak dorsal dari uretra.
 6. GI. Vestibulris majoris bartolini
Merupakan kalenjar terpenting daerah vilva dan vagina, dan mengeluarkan sekret mucus terutama pada waktu coitus
 7. Hyemen (selaput darah) 
Berupa lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus nagina. Biasanya hymen berlubang sebesar        ujung jari sehingga getah dari genitalia interna dab darah haid dapat mengalir keluar. Bila hymen tertutup sama sekali disebut hymen occlusivus. Setelah partus hanya sisa-sisa kecil pada pinggir introitus dan disebut carunculae myrtiformis.
 B. GENITALIA INTERNA 
1. Vagina
- Suatu saluran musculo
-membranosa yang menghubungkan uterus dan vulva.
- Terletak antara kandng kencing dab rectum.
- Dinding depan vagina (= 9cm) lebih pendek dari didinding belakang (= 11cm) - Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan yang berjalan circulair dan disebut rugae terutama pada bawah vagina.
 - Setelah melahirkan bagian dari pada rugae akan menghilang.
- Walaupun disebut selaput lendir vagina, selaput ini tak mempunyai kalenjar-kalenjar sama sekali sehingga tak dapat menghasilkan lendir,mungkin lebih baik disebut kulit.
 - Kedalam puncak vagina menonjol ujung dari cervik.
- Bagian dari cervix yang menonjol kedalam vagia disebut pportio.
 - Oleh portio ini puncak vagina dibagi menjadi 4 bagian ialah: Fornik posterior, anterior,lateral kana atau kiri.
 - Vagina mempunyai faal penting
 a. Sebagai saluran dari uterus yang dapat mengalirkan darah waktu haid dan sekret dari uterus.
 b. Sebagai alat persetubuha
 c. Sebagai jalan janin waktu partus. - Sel-sel dari lapisan atas epitheel vagina megandung glycogen. Glycogen ini mengahsilkan asm susu oleh karena adanya bacil-bacil doderlain hingga vagina mempunyai reaksi asam dangan Ph 4,5 dan ini memberi protrksi terhadap invasi kuman-kuman.
 2. Uterus
- Dalam keadaan tidak hamil terdapat dalam ruang pelvis minor diantara vasica urinaria dan rectum.
 - Permukaan belakang sebagian besar tertutup oleh peritonium sedangkan permukaan depan hanya dibagian atasnya saja.
 - Bagian bawah dari permukaan depan melekat pada dinding belakang visica urinaria.
 - Uterus merupkan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola lampu yang gepeng dan terdiri dari 2 bagian:
1. Corpus uteri berbentuk segitiga.
 2. Cervix uteri berbentuk silindris.
 - Bagian dari corpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar rahim). Ukuran uterus.
1. Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda tergantung dari pada:
 - Usia
 - Pernah melahirkan anak atau belum Pada anak-anak panjangnya uterus : 2-3 cm. Pada nullipara : 6-8
   cm. Pada multipara : 89 cm.
 2. Panjangnya corpus uteri terhadap cervix uteri juga berbeda-beda:
 • Pada anak-anak, panjangnya corpus uteri ½ dari panjangnya cervix uteri.
 • Pada gadis remaja, sama panjangnya dengan cervix uteri.
 • Pada multipara, corpus uteri 2 x panjangnya cervix uteri.
 - Cavum uteri (rongga rahim) berbentuk segitiga, lebar di daerah fundus dan sempit ke daerah cervix.
 - Sebelah atas rongga rahim berhubungan dengan saluran telur (tuba fallopii) dan sebelah bawah
    dengan saluran leher rahim (canalis cervicalis).
 - Hubungan antara cavum uteri dan canalis cervicalis disebut, ostium uteri internum, sedangkan muara canalis cervicalis ke dalam vagina disebut, ostium uteri externum. Sebetulnya ada 2 buah ostium uteri internum ialah:
 a. Ostium uteri internum anatomicum yang betul-betul merupakan batas antara canalis cervicalis dan
     cavum uteri dan
 b. Ostium uteri internum histologicum ialah, tempat pada canalis cervicalis, dimana selaput lendir
     cavum uteri berubah menjadi selaput lendir cervix. Tempat ini letaknya sedikit di bawah ostium uteri
     internum anatomicum.
 - Bagian cervix antara ostium uteri internum anatomicum dan ostium uteri histologicum disebut,
    isthmus uteri. Bagian tersebut dapat melebar selama kehamilan dan disebu, segment bawah uteru.
- Bagian cervix yang menonjol ke dalam puncak vagina disebut: Portio vaginalis atau dengan singkat
   portio, sednagkan bagian di atas portio vaginalis disebut, portio supra vaginalis.
 - Ostium uteri externum pada nullipara berbentuk oval dan kecil. Pada multipara terlihat lebar dan
    seolah-olah membagi portio dalam 2 bagian: bibir depan dan belakang dari portio. Dinding rahim
   terdiri atas 3 lapisan:
1. Perimetrium (lapisan peritoneum) yang meliputi dinding uterus bagian luar.
2. Myometrium (lapisan otot), merupakan lapisan yang paling tebal. Terdiri dari otot polos yang
   disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar pada persalinan. Di antara serabut
   serabut otot terdapat pembuluh-pembuluh darah, pembuluh lympha dan urat syaraf. Struktur otot
   uterus pada waktu hamil. Otot uterus terdiri dari 3 lapisan:
 Lapisan luar : Lapisan seperti kap melengkung melalui fundus menuju ke arah ligamenta.
 Lapisan dalam : Merupakan serabut-serabut otot yang berfungsi sebagai sphincter terletak pada
    ostium internum tubae dan orificium uteri internum.
 Lapisan tengah : Terletak antara ke dua lapisan di atas, merupakan anyaman serabut otot yang tebal
    ditembus oleh pembuluh-pembuluh darah, jadi dinding uterus terutama dibentuk oleh lapisan
    tengah ini. Masing-masing serabut mempunyai 2 lengkungan hingga keseluruhannya berbentuk
   angka 8, dengan struktur seperti ini setelah persalinan serabut-serabut ini berkontriksi dan menekan
   pembuluh darah, jadi bekerja sebagai penjepit pembuluh darah.
3. Endometrium (selaput lendir) merupakan lapisan bagian dalam dari corpus uteri yang membatasi
   cavum uteri. Pada endometrium didapatkan lubang-lubang kecil, merupakan muara-muara dari
   saluran-saluran kelenjar uterus yang dapat menghasilkan sekret alkalis yang membasahi cavum uteri.
   Epitel endometrium berbentuk silindris. Tebalnya, susunannya, dan faalnya berubah secara siklis
   karena dipengarhi oleh hormon-hormon ovarium. Dalam kehamilan endometrium berubah menjadi
   decidua. Di bawah pengaruh hormonal maka lapisan mucosa uterus mengalami perubahan
   perubahan tertentu hingga cukup baik untuk implantasi dan untuk memberikan makanan pada ovum.
   Perubahan ini terjadi beberapa hari setelah implantasi ovum, dimana sel-sel jaringan ikat (stroma)dari
   endometrium membengkak dan sifatnya berubah, selnya menjadi bulat dan vesiculer, cytoplasmanya
   jadi jernih dan sedikit basophil dan dikelilingi membran yang bening. Selaput lendir cervix
   mempunyai sifat yang berlainan. Epytelnya terdiri dari sel-sel yang berbentuk silinder dan
   mengelarkan sekret secara terus menerus, sifat sekret tersebut sangat dipengaruhi oleh hormon
   hormon ovarium. Sikap dan letak uterus di tengah-tengah rongga panggul dipertahankan oleh:
1 Uterus tonus sendiri
2. Ligament-ligament dari uterus
3. Otot-otot dasar panggul.
 Ligament-ligament uterus adalah:
1. Ligamentum latum : Berupa lipatan peritoneum sebelah lateral ka. ki. Dari pada uterus, meluas sampai
    ke dinding panggul dan dasar panggul, sehingga seolah-olah menggantung pada tubae. Ruangan
    antara kedua lembar dari lipatan iini terisi oleh jaringan yang longgar, disebut: parametrium, dimana
    berjalan arteria, vena uterina, pembuluh lympha dan ureter.
 2. Ligamentum rotundum (lig.teres uteri): Terdapat di bagian atas lateral dai uterus, caudal dari insertie
    tuba, kedua ligament ini melalui canalis inguinalis ke bagian cranial lab. Majus. Terdiri dari jaringan
    otot polos (identik dengan myometrium) dan jaringan ikat dan menahan uterus dalam anteflexie.
   Pada waktu kehamilan mengalami hypertrophie dan dapat diraba dengan pemeriksaan luar.
 3. Ligamentum infundibulo pelvicum (lig. Suspensorium ovarii): 2 buah kiri kanan dari infundibulum
   dan ovarium ke dindin panggul. Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul.
  Antara sudut tuba dan ovarium terdapat ligamentum ovarii proprium.
4. Ligamentum cardinale : Kiri kanan dari cervix setinggi ostium uteri internum ke dinding panggul. Menghalangi pergerakan ke kiri atau ke kanan.
5. Ligamentum sacro uterinum : Kiri kanan dari cervix sebelah belakang ke sacrum mengelilingi rectum. 6. Ligamentum vesico uterinum: Dai uterus ke kandung kencing. Letak uterus
1. Ante & retroflexio uteri : Sumbu cervix dan sumbu corpus uteri membentuk sudut. Jika sudut ini
   membuka ke depan, disebut anteflexio, jika membuka ke belakang, disebut retroflexio.
 2. Ante & retroversio uteri : Sumbu vagina dan sumbu uterus membentuk sudut, Jika sudut ini
    membuka ke depan, disebut anteversio, jika membua ke belakang disebut retroversio.
3. Porsitio : Uterus biasanya tidak terletak tepat pada sumbu panggul, bis alebih ke kiri, lebih ke kanan,
   lebih ke depan, lebih ke belakang, disebut sinistro, dextro, antero, dorso porsitio.
4. Torsio : Letak uterus biasanya agak terputar. Pembuluh darah uterus :
1. A. Uterina : Berasal dari a. Hypogastrica yang melalui ligament latum menuju ke sisi uterus kira-kira setinggi ostium uteri internum dan memberi darah pada uterus dan bagian atas vagina dan mengadakan anastomose dengan a. Ovarica.
 2. A. Ovarica : Berasal dari aorta, masuk lig. Latum melalui lig. Infundibulo pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri. Darah dari uterus dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tapi melalui vena renalis kiri. Pembuluh lympha dari cervix menuju ke lymphoglandulae hypogastricae sedangkan dari corpus uteri sebagian ke lympho glandulae lumbales. Serat-serat saraf uterus: Kontraksi dinding uterus adalah autonom, tidak memerlukan rangsang dari susunan saraf pusat. Serat-serat saraf yang datang dari susunan saraf pusat rupanya hanya untuk mengkoordineer kontraksi. Uterus dipengaruhi oleh serat-serat saraf sympatihis maupun para sympathis yang menuju ke ganglion cervicale dari Frankenhauser yang terletak di pangkal lig. Sacro uterinum. Rangsang pada ganglion ini misalnya berupa tekanan oleh kepala anak dapat menguatkan his.
 3. Tuba uterina fillopii Alat ini terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan kearah lateral, mulai dari cornu uteri kanan kiri. Panjangnya kurang lebih 3-8 cm Pada tuba ini dibedakan 4 bagian:
 - Pars interstitialis : bagian tuba yang berjalan dalam didnding uterus, mulai pada ostium internum tubae.
 - Pars isthmica : bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus , merupakan bagian tuba yang luruus dann sempit.
 - Pars ampularis: bagian tuba antara pars isthmica dan nfundibulum merupakan bagian tuba ynag paling besar dan berbenntuk S.
 - Infundibulum : ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbrai , lubangnya disebut ostium abdominale tubae. Fungsi utama tuba ialah untuk membawa ovum yang dilepaskakn ovarium kejurusan cavum uteri.
 4. Ovarium Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon – hormon steroid. Letak: Ovarium ke arah uterus bergantung pada ligamentum infundibulo pelvikum dan melekat pada ligamentum latum melalui mesovarium. Jenis: Ada 2 bagian dari ovarium yaitu:
1) Korteks ovarii
 a) Mengandung folikel primordial
 b) Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff
c) Terdapat corpus luteum dan albikantes
 2) Medula ovarii
 a) Terdapat pembuluh darah dan limfe
 b) Terdapat serat saraf
 5. parametrium Parametrium adalah jaringan ikat yang terdapat di antara ke dua lembar ligamentum latum. Batasan parametrium
1) Bagian atas terdapat tuba fallopi dengan mesosalping
2) Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
3) Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium.
 4) Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii ANATOMI PANGGUL Panggul atau pelvis terdiri atas 2 bagian yaitu :
 1. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
2. Bagian lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamenta Bagian keras pelvis yang dibentuk oleh tulang ada 2 bagian yaitu :
3. Pelvis mayor Mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pankreas dll
4. Pelvis minor Tempat organ-organ genetalia internal seperti uterus, ovarium, vagina, kandung kemih, dll
 1. TULANG-TULANG YANG MENYUSUN PANGGUL Tulang panggul terdiri dari 4 buah tulang yaitu : a) 2 buah tulang pangkal aha ( os coxae ) b) 1 buah tulang kelangkang (os sacrum) c) 1 buah tulang tungging (os coccygis)
A. TULANG PANGKAL PAHA (OS COXAE) Tulang coxae terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batas os coxae dari articulatio sakroiliaka sampai pertengahan pubis. Ketiga tulang itu ialah :
 • Tulang usus ( os illium)
• Tulang duduk ( os ischium)
 • Tulang kemaluan ( os pubis )
 B. TULANG USUS ( OS ILLIUM ) Os illium terletak dari articulatio sakroilliaka sampai pinggir atas acetabulum. Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut CRISTA ILLIACA Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol terdiri atas 4 spina yaitu :
 • Spina illiaka anterior superior (SIAS)
• Spina illiaka anterior inferior (SIAI)
• Spina illiaka posterior superior (SIPS)
• Spina illiaka posterior inferior (SIPI) Di bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik yang disebutINCISURA ISCHIADIKA MAYOR
 C. TULANG DUDUK (OS ISCHIUM) Os ischium terletak dari foramen obsturatorium sampai pada pinggir atas acetabulum. Tonjolan yang ada pada ischium yaitu SPINA ISCHIADICA Tulang yang tebal yang menyangga berat badan pada saat duduk adalah TUBER ISCHADICUM Bagian yang cekung besar sebelah atas disebut inchisura isciadica mayor. Bagian yang cekung kecil sebelah bawah disebut inchisura ischiadica minor.
 D. TULANG KEMALUAN KEMALUAN ( OS PUBIS ) Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul dinamakan FORAMEN OBTURATORIUM Bagian atas yang menonjol pada os pubis dinamakan RAMUS SUPERIOR, cekungannya dinamakan LINEA INOMINATA atau LINEA TERMINALIS. Pertemuan kedua ramus superior dinamakan tepi atas simfisis. Pada bagian bawahnya dinamakan RAMUS INFERIOR, pertemuan antara ramus inferior membentuk tepi bawah simfisis. Pada ramus inferior membentuk sudut yang disebut ARCUS PUBIS yang sudutnya tidak boleh kurang dari 90 derajat.
 E. TULANG KELANGKANG ( OS SACRUM ) Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar di atas dan meruncing ke bawah. Batas-batas dari os sacrum yaitu :
• Articulatio sakro illiaca ( batas kanan dan kiri )
• Prosesus lumbal ke 5 ( batas belakang atas )
• Coccygis ( batas bawah )
• Promontorium ( batas depan atas ) Pada pertengahan basis terdapat titik menonjol digunakan sebagai petunjuk saat melakukan pengukuran panggul dalam dinamakan PROMONTORIUM. Pada bagian anterior memanjng sampai illium dinamakan sayap sacrum. Lubang yang terdapat pada bagian depan dinamakan FORAMINA SACRALIA ANTERIORA. Lubang yang terdapat pada bagian belakang dinamakan FORAMINA SACRALIA POSTERIORA. Pada vertebra terdapat bagian yang berduri yang dinamakan KRISTA SAKRALIA. Pada bagian samping tulang kelangkang berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantara articulatio sacroilliaca dan ke bawah dengan tulang tungging.
 F. TULANG TUNGGING ( OS COCCYGIS ) Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar. Coccygis bersifat lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam. 1. JARINGAN LUNAK PANGGUL Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamenta yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah, yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul dan disebut DIAFRAGMA PELVIS. Diafragma pelvis dari dalam ke luar terdiri atas : a. Pars muscularis yaitu m.levator ani b. Pars membranacea yaitu diafragma urogenitale a. Musculus levator ani Terdiri atas 3 bagian, dari depan ke belakang dapat dikenal :
 • Musc. Pubo coccygeus dari os pubis ke septum anococcygeus.
• Musc. Ilio coccygeus dari arcus tendineus m.levator ani ke os coccygis dan septum anococcygeus.
 • Musc. (ischio) coccygeus dari spina ischiadica ke pinggir sacrum dan coccygis.
 b. Antara m.pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitale. DAERAH PERINIUM Merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul, terdiri dari 2 bagian yaitu :
• Regio analis di sebelah belakang Terdapat m.sphincter ani externus yang mengelilingi anus
• Regio urogenitalis Terdapat : - M. Bulbo cavenosus, yang mengelilingi vulva o M. Ischio cavernosus o M. Transversus perinei superficialis
 2. BENTUK-BENTUK PANGGUL Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy, bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu:
 1. Panggul gynecoid
2. Panggul android
 3. Panggul anthropoid
4. Panggul platypeloid
 A. PANGGUL GYNECOID Panggul paling baik untuk perempuan. Bentuk pintu atas panggul hampir bulat. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis ini ditemukan pada 45%wanita.
B. PANGGUL ANDROID Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pria mempunyai jenis seperti ini.Panjang diameter transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.
C. PANGGUL ANTHROPOID Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita
 D. PANGGUL PLATYPELOID Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% perempuan.
 3. SUMBU PANGGUL Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan pusat-pusat dari beberapa bidang di dalam panggul berupa garis lurus di bagian atas sampai suatu titik sedikit di atas spina ischiadika dan kemudian melengkung ke depan di daerah PBP. Sumbu jalan lahir sedikit berbeda dari sumbu anatomis. Bagian atas dari jalan lahir merupakan silinder yang lurus tapi ujung bawahnya melengkung ke depan, ditentukan oleh perubahan dasar panggul karena desakan bagian depan anak. 4. INCLINATIO PELVIS Inclinatio pelvis adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri. Sudut ini sebesar 55 derajat. Besar dan kecilnya dapat mempengaruhi prosespersalinan.
 5. BIDANG-BIDANG PANGGUL A. PINTU ATAS PANGGUL Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil. Bentuknya bulatan oval dengan panjang kesamping dan dibatasi oleh :
 • Promontorium
• Sayap sacrum
 • Linea terminalis
• Ramus superior Pinggir atas symphysis Biasanya 3 ukuran ditentukan dari PAP ..
1. Ukuran muka belakang (diameter antero posterior, conjugata vera )
2. Ukuran melintang (diameter tranversal )
3. Kedua ukuran serong ( diameter obliqua )
 1) Ukuran muka belakang Dari promontorium ke pinggir atas symphysis, dikenal dengan nama conjugata vera dengan ukuran 11 cm. Pada wanita hidup conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah symphysis)
 2) Ukuran melintang Adalah ukuran terbesar antara linea terminalis kanan dan kiri dengan jarak kurang lebih 13,5 cm 3) Ukuran serong Dari articulatio sacroilliaka ke tuberpubikum dari belahan panggul yang bertentangan, dengan jarak kurang lebih 13 cm.
 B. BIDANG LUAS PANGGUL Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran terbesar. Bidang luas panggul terbentang antara pertengahan symphysis, pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral II dan III Ukuran muka belakang 12,75 cm, dan ukuran melintang 12,5 cm. Bidang ini tidak menimbulkan kesukaran dalam persalinan.
 C. BIDANG SEMPIT PANGGUL Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran terkecil. Bidang sempit panggul terdapat setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spina ischiadicae dan memotong sacrum krang lebih 1-2 cm di atas ujung sacrum. Bidang ini paling sulit penilaiannya karena ukurannya paling kecil, dan sulit mengukurnya. Kesempitan pintu bawah panggul biasanya disertai kesempitan bidang sempit panggul.
D. PINTU BAWAH PANGGUL Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Puncak dari segitiga yang belakang adalah ujung os sacrum sedangkan segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis. Pada pintu bawah panggul biasanya ditentukan oleh 3 ukuran yaitu :
1. Ukuran muka belakang Dari pinggir bawah symphysis ke ujung sacrum (11,5 cm)
2. Ukuran melintang Ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5cm)
3. Diameter sagitalis posterior Dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5cm)
 E. BIDANG HODGE Bidang hodge untuk menentukan berapa jauh bagian depan anak itu turun ke dalam rongga panggul. Bidang hodge antara lain :
• Hodge I Ialah setinggi pintu atas panggul
• Hodge II Sejajar dengan hodge I setinggi tepi bawah symphisis
• Hodge III Sejajar dengan hodge I setinggi spina ischiadica
• Hodge IV Sejajar dengan hodge I setinggi ujung os coccygis
 6. UKURAN-UKURAN PANGGUL
A. UKURAN DALAM PANGGUL
• Conjugata vera yaitu perbatasan dari tepi atas symphysis sampai ke promontorium, tidak dapat diukur secara klinis ( kurang lebih 11 cm )
 • Conjugata diagonalis yaitu tepi bawah symphysis sampai ke promontorium (kurang lebih 12-13 cm)
 • Cara mengukur conjugata diagonalis
 • Dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium.
 • Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
 • Diameter oblique (menyilang) yaitu articulatio saccroilliaka sampai tuber pubicum (12,5 cm)
• Diameter tranversal adalah jarak antara linea terminalis kiri dan kanan (13,5 cm )
 B. UKURAN LUAR PANGGUL ukuran luar panggul tidak dapat digunakan untuk penilaian apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran luar panggul dapat memberi petunjuk akan kemungkinan panggul sempit. Ukuran-ukuran luar panggul yaitu :
 • Distania spinarum adalah jarak antara SIAS kiri dan kanan (26-28 cm)
• Distania cristarum adalah jarak antara crista iliaca kiri dan kanan (28-30 cm)
 • Diastania boudeloque adalah jarak antara tepi atas symphysis sampai ruas lumbal ke 5 (18-20 cm)
• Lingkar panggul adalah dari tepi atas symphisys ke pertengahan SIAS lalu ke proxesus lumbal ke 5 kembali ke pertengahan SIAS dan kembali di tepi atas shymphisis (80) SIKLUS MENSTRUASI Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut :
 Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
  Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum).
    Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali. Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
 1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
 2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim) PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JANIN Mulai dari Bertemunya Sel Telur dengan Sperma, perkembangan dari ke minggu selama kehamilan, hingga Siap Lahir, merupakan hal yang sangat menarik untuk diikuti, Penjelasan berikut dirangkum dan disarikan textbook (williams Obs), dari jurnal internet, dan dari berbagai sumber lainnya. Gambar disampingnya adalah beberapa contoh saja yang berhasil didokumentasikan
 Minggu ke-1 : ini adalah minggu permulaan, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 23 jenis kromosom manusia. Sel2 telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari Sel ini akan bertemu dengan sel2 sperma dan memulai proses pembuahan sekitar 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur.
 Minggu ke-2 : Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium
 Minggu 3: Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
 Minggu ke-4 : Hasil Pembuahan mulai memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif.
 Minggu ke-5 : Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.
 Minggu ke-6 : Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak
 Minggu ke-7 Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru
 Minggu ke 8 Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi Anda. Jika Anda bisa melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan. bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna
 Minggu ke-9 : Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
 Minggu ke-10 : Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
 Minggu ke-11 : Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri
 Minggu ke-12 : - Panjang fetus 6-7 cm (crown rump length), dengan berat sekitar 14 gram
 -Pusat pertumbuhan tulang mulai timbul pada seluruh tulang janin
-Jari-jari dan kaki mulai terbentuk
-Kulit dan kuku mulai terbentuk
- Janin mulai bergerak spontan
- Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah
  penuh.
- Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat.
- Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.
 Minggu ke-13 : Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala. Minggu ke-14 Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul. Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak
 Minggu ke-15 : Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Bayi sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih tertutup
 Minggu ke-16 : Panjang fetus ± 12 cm dengan berat 110 g Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini system peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. Janin mulai bergerak ! Tetapi tak perlu kuatir jika Anda tak merasakannya. Semakin banyak kalsium yang disimpan dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Minggu ke-17 : Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Tahukah Anda ? Saat dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya. Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk Minggu ke-18 : Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.
 Minggu ke-19 : Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.
 Minggu ke-20 : - Berat janin mencapai sekitar 300 g panjangnya 14-16 cm dan tumbuh secara linier - kulit janin sedikit transparan - rambut kepala mulai terbentuk Setengah perjalanan telah dilalui. . Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan.
 Minggu ke-21 : Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm
 Minggu ke-22 : Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional
 Minggu ke-23 : Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan "berolahraga", menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.
 Minggu ke-24 : - berat janin mencapai sekitar 630 g - Kulit terlihat mulai keriput dan ada deposit lemak - Kepala masih terlihat besar, bulu mata dan alis mulai tampak
 - Periode perkembangan paru, bronchus dan brochiolus melebar dan duktus alveolus mulai terbentuk mendekati sempurna
 - Janin yang lahir pada minggu ini akan dapat bernafas tetapi kemudian mati karena kantong terminal untuk pertukaran gas belum terbentuk. Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang Kulit bayi mulai menebal
 Minggu ke-25 : Bayi cegukan, apakah Anda merasakannya? Ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan. Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.
 Minggu ke-26 : Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
 Minggu ke-27 : Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
 Minggu ke-28 : panjang janin 25 cm dengan berat 1100 g. Kulit tipis, merah diliputi oleh vernix kaseosa. Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
 Minggu ke-29 : Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui). Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.
 Minggu ke-30 : Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.
 Minggu ke-31 : Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.
 Minggu ke-32 - Panjang fetus 28 cm, berat 1800 g - Permukaan kulit kemerahan dan keriput Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini. Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi, .
 Minggu ke-33 : Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.
 Minggu ke-34 : bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.
 Minggu ke-35 : Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.
 Minggu ke-36 : Panjang janin sekitar 32 cm, berat 2500 g - Tubuh kelihatan lebih gemuk karena penumpukan lemak sub kutan, kulit keriput pada wajah telah menghilang Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Minggu ke-37 : Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm Minggu ke-38 hingga minggu ke-40 : Proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan.

Jumat, 09 Mei 2014

PEMERIKSAAN FISIK DASAR (DEWASA/BAYI)

PEMERIKSAAN FISIK DASAR 
            By : Nazwar Hamdani Rahil,S.Kep,Ns.,M.Kep
 I. Definisi : Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu organ bagian tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi). 
 II. Cara Pemeriksaan : 
     A. Inspeksi : 
            Yaitu memeriksa dengan melihat & mengingat, hasil yang di dapatkan berupa : 
- Kesan umum penderita : 
   apakah tampak kesakitan/tidak, bagaimana cara jalannya ekspresi wajah, posisi tubuh,dll 
- Warna : 
   warna permukaan tubuh yg dapat dilihat, mis : warna kulit, warna sklera 
- Bentuk :
  bentuk badan/anggota badan, mis : gemuk, kurus, berotot 
- Ukuran : 
  perbandingan antara bagian tubuh/ukuran tubuh seluruhnya 
- Gerakan : 
  gerakan normal/abnormal dari dinding dada sewaktu bernafas Persiapan inspeksi : 
- Posisi pemeriksa disebelah kanan penderita, kecuali bagi pemeriksa yg kidal 
- Perhatikan pencahayaan/penerangan, cahaya matahari lebih baik dari pada cahaya lampu. 
- Suhu ruangan nyaman, tidak telalu dingin 
- Perhatikan privasi pasien (menutup pintu/memasang sampiran) 
 B. Palpasi
    Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan, mempergunakan rasa propioseptif ujung jari dan tangan, gambaran hasil yang didapatkan berupa: 
- Meraba permukaan tubuh,mis : halus, kasar, menonjol, datar, keras, lunak 
- Getaran/denyutan : denyut nadi, pukulan jantung pada dinding dada,dll 
- Keadaan organ visera : batas hepar/hati, masa abnormal. Yang perlu diperhatikan saat palpasi : 
- Daerah yang diperiksa harus bebas dari gangguan yang menutupi
- Yakinkan tangan pemeriksa tidak dingin 
 hindari kram bagi pasien yang sensitif, jika tangan dingin digosok-gosok terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan. 
- Cara meraba : 
o Jari telunjuk dan ibu jari : menentukan besarnya benda 
o Jari ke 2,3,4 : menentukan konsistens/garis besar kualitas benda 
o Seluruh telapak tangan : merasakan getaran 
o Sedikit tekanan dengan ujung/telapak jari : menemukan adanya rasa sakit yg dapat dilihat dari perubahan mimik muka/mendengarkan keluhan yg tertekan. 
 C. Perkusi : 
    Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan perantaraan jari tangan. Tujuan : mengetahui keadaan organ di dalam tubuh, tergantung dari isi jaringan yang ada di bawahnya. Berdasarkan nada perkusi, terdapat 5 kualitas dasar suara : 
1. Pekak : dihasilkan pada organ masa padat, mis : perkusi paha 
2. Redup : suara perkusi hati 
3. Sonor : perkusi dari paru normal 
4. Hipersonor : perkusi paru yg emfisematous 
5. Timpani : perkusi dari lambung (seperti suara perkusi pipi yg dikembungkan) 
 D. Auskultasi : 
   Auskultasi adalah mendengarkan suara yang terdapat dalam tubuh dengan bantuan alat yang disebut stetoskop. Alat ini berfungsi sebagai saluran pendengaran diluar tubuh untuk dapat meredam suara sekitarnya, pemeriksa dapat mendengar suara secara kualitatif & kuantitatif yang ditimbulkan oleh jantung, pembuluh darah dan usus. III. Macam Pemeriksaan : 
a. Pemeriksaan Kepala 
1) Persiapan : 
a) Pencahayaan ruangan cukup (sinar matahari/lampu) 
b) Persiapan alat : 
- Pita ukur/metline 
- Sarung tangan 
- Senter/penlight 
 c) Pasien dapat duduk atau berbaring 
d) Lepaskan penutup kepala, kacamata dll. 
e) Pakai handscoon 
2) Tehnik Pemeriksaan : 
a) Inspeksi kepala dan wajah : 
- Bentuk kepala,Ukuran kepala,Kontur / kesimetrisan,Tumor,Pigmentasi /perubahan kulit kepala, Lesi, ruam, pembengkakan, kemerahan kulit kepala,Penyebaran, ketebalan, kebersihan,tekstur & warna rambut b) Palpasi : 
- Lakukan palpasi dengan gerakan memutar lembut menggunakan ujung jari, mulai dari depan turun kebawah
   melalui garis tengah,kemudian palpasi setiap sudut garis kepala. 
- Kaji Tebal & banyaknya rambut, Mudah/tidaknya rambut dicabut,Lesi & nyeri pada kulit kepala, adakah
  Tumor 
- Tekstur dan kontur kulit wajah dan kepala,Tonus otot wajah 
- Palpasi nadi temporal (kekuatan & irama) 
- Palpasi sendi temporo mandibular : 
 a) Cara : letakkan ketiga jari ditengah masing-masing tangan secara bilateral diatas setiap sendi, kemudian
               tekan dengan perlahan pada sendi saat klien membuka dan menutup mulutnya. 
b) Evaluasi : kemampuan gerak sendi dan ketidaknyamanan 
 b. Pemeriksaan Mata: 
1. Persiapan alat : 
 a. Penlight 
b. Optalmoskop 
c. handscoon 
d. penutup mata 
 2. Tehnik Pemeriksaan : 
1. Kelopak mata/palpebra dan bulu mata : 
  Persiapan : 
  posisi pasien dapat duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup. 
 Persiapan alat 
 Perawat cuci tangan 
 Kenakan handscoon 
 Anjurkan pasien melihat lurus kedepan 
 Inspeksi mata klien bandingkan kiri dan kanan, inspeksi warna, posisi, kondisi permukaan kelopak mata,
    kondisi & arah bulu mata, serta kemampuan klien untuk membuka, menutup mata dan berkedip 
 Normalnya kelopak mata tidak ada edema, lesi dan kemerahan, lipatan palpebra simetris, tidak ada
    kelambatan penutupan palpebra, dapat menutup sempurna, lama berkedip secara involunter & bilateral
    sampai 20x/mnt 
 Normal bulu mata terdistribusi rata di sepanjang kelopak 2. Konjungtiva : 
 Persiapan : 
 • posisi pasien dapat duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup. 
• Persiapan alat • Perawat cuci tangan sebelum & setelah tindakan 
 • Kenakan handscoon 
 Kelopak mata bawah (palpebra inferior) diretraksi ke bawah dengan ibu jari tanpa memberi penekanan
     pada bola mata, klien diminta untuk melihat keatas 
 Kaji warnanya, apakah anemis, hiperemis, normal konjungtiva warna merah muda cerah 
 Kaji tekstur & adanya lesi, normal konjungtiva bebas eritema 
 3. Sklera : 
 Persiapan : 
 • posisi pasien dapat duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup. 
• Persiapan alat 
• Perawat cuci tangan sebelum & setelah tindakan 
 • Kenakan handscoon 
 Kelopak mata atas (palpebra superior) diretraksi ke atas dengan ibu jari & jari telunjuk tanpa memberi
     penekanan pada bola mata, klien diminta untuk melihat kebawah dan kesamping kanan kiri 
 Kaji warnanya, apakah ada ikterik/kekuningan, normal warna sklera putih 
4. Kornea : 
 Persiapan : 
 • posisi pasien dapat duduk/berbaring dengan pencahayaan cukup. 
• Persiapan alat 
• Perawat cuci tangan sebelum & setelah tindakan 
 • Kenakan handscoon 
 Kaji kejernihan, tekstur dengan bantuan penlight, kornea normal bercahaya, transparan & halus 
5. Pupil : 
 Perawat mengarahkan penlight dari sisi wajah klien kemudian diarahkan kepupil, bergantian dengan pupil
     yang satunya 
  Kaji ukuran, bentuk, kesamaan, akomodasi & reaksi terhadap cahaya. Pupil normal : hitam, bulat, regular & sama ukurannya (diameter 3-7 mm). 
 c. Pemeriksaan Telinga : 
1) Pemeriksaan Telinga luar : 
(a) Aurikula : 
• Kaji bentuk, ukuran, kesimetrisan, posisi, warna, tekstur, nyeri tekan, lesi 
• Aurikula normal sejajar, simetris, titik atas perlekatan berada pada satu garis lurus dg kantus lateral/sudut mata, warna sama dengan wajah, halus tanpa lesi & nyeri tekan 
(b) Kanal telinga luar ; 
• Untuk meluruskan kanal telinga : 
 Anak : tarik aurikula ke belakang & ke bawah 
 Dewasa : tarik aurikula ke belakang & keatas 
• Inspeksi lubang kanal telinga, kaji ukuran,cairan,bau dengan menggunakan otoskop 
 Normal tidak terdapat sumbatan/membengkak, serumen warna kuning kecoklatan 
(c) Membran timpani : Normal putih keabu-abuan mengkilat seperti mutiara saat terkena dari cahaya otoskop, bebas dari robekan dan retakan. 
 2) Ketajaman pendengaran : 
o Tes berbisik : jarak pemeriksa dg penderita 30-60cm, telinga di periksa satu persatu dg tes berbisik dan
    pasien disuruh mengulang kata-kata yang telah dibisikan 
o Tes garpu talla : 1. Rinne (perbandingan konduksi udara & tulang) : 
a. Pegang garputala dibagian dasarnya & ketukkan secara perlahan ditumit telapak tangan 
b. Tempatkan bagian dasar garputala yg sedadang bergetar di verteks garis tengah kepala klien/garis tengah
     dahi 
c. Tanyakan pada klien apakah bunyi terdengar sama di kedua telinga atau lebih baik disalah satu telinga 
2. Weber (lateralisasi udara) : 
a. Pegang garputala dibagian dasarnya & ketukkan secara perlahan ditumit telapak tangan 
b. Tempatkan batang garputala di prosesus mastoiddeus klien 
c. Mulai menghitung interval dg jam tangan d. Minta klien untuk tidak memberitahu jika bunyi tidak lagi terdengar, letakkan dengan cepat garpu yg masih bergetar 1-2 cm di depan kanal telinga & meminta klien untuk memberitahu jika bunyi tidak lagi terdengar, teruskan menghitung waktu saat bunyi terdengar karena konduksi udara 
e. Bandingkan waktu konduksi udara & konduksi tulang Weber Rinne 
 d. Pemeriksaan Hidung : 
1. Hidung eksternal : 
(1) kaji bentuk, ukuran,warna kulit, adanya deformitas/inflamasi hidung 
(2) inspeksi septum : kaji kesejajaran, adanya perforasi, perdarahan Normal : halus simetris, warna sama dengan wajah, septum dekat dg garis tengah, bagian anterior lebih tebal dr posterior 
2. Nares anterior : 
 (1) kaji warna mukosa, lesi, pembengkakan,perdarahan, sekresi hidung 
(2) Kaji adanya sumbatan :klien menyumbat salah satu lubang hidung dan dianjurkan bernafas dengan mulut tertutup kemudian di ulang pada lubang hidung sebelahnya Normal : mukosa warna merah muda lembab tanpa lesi 
3. Sinus : 
(1) Palpasi area fasialis frontal & maksiler, area frontal ( di bawah alis) 
(2) Transluminasi : 
  Sinus maksilaris : dg menggunakan senter kecil/transluminator sinus pemeriksa menempatkan cahaya
     lateral pada hidung klien tepat di medialis mata, saat klien membuka mulut, perawat melihat palatum 
  Sinus frontalis : dg menggunakan senter kecil/transluminator sinus pemeriksa menempatkan cahaya lateral
     pada supra orbital (tepat di bawah alis), normal : terlihat cahaya diatas alis 
 e. Pemeriksaan mulut : 
(1) Bibir :
 - Persiapan Pemeriksaan : anjurkan klien untuk menghapus lipstick sebelum pemeriksaan
 - Kaji warna, tektur, hidrasi
 - Normal bibir warna merah muda, lembab, simetris & halus 
(2) Mukosa bukal, gusi & gigi :
 • Persiapan pemeriksaan : anjurkan klien untuk melepas gigi palsunya & membuka mulutnya k/p
    mengunakan spatel lidah, perawat menggunakan handscoon
 • Mukosa bukal : kaji warna, hidrasi, tekstur, lesi, mukosa normal warna merah muda, halus, lembab
 • Gusi : kaji warna, edema, retraksi, perdarahan, lesi. Normal : warna merah muda, halus, lembab, melekat
    erat di gigi
 • Gigi : Kaji posisi, kesimetrisan, warna, karies gigi, gigi yang tanggal
 (3) Lidah : Kaji warna, ukuran, posisi, tekstur, lesi. Normal : merah muda/sedang, lembab, sedikit kasar
      pada permukaan & halus sepanjang tepi lidah
 (4) Palatum : Kaji warna, bentuk tekstur, adanya tonjolan tulang, defek pada palatum mole & durum f. Pemeriksaan Faring :
 1) Persiapan :
        (1) Klien sedikit menengadahkan kepala ke belakang, membuka mulut dg lebar
        (2) Perawat menempatkan ujung spatel lidah di bagian sepertiga tengah dari tengah
 2) Pemeriksaan : 
        (1) Dengan menggunakan senter, inspeksi uvula & palatum lunak
     (2) Inspeksi warna, kontur, edema, lesi. Pemeriksaan Pharing g. Pemeriksaan Leher 
 1) Persiapan : Pasien diminta menanggalkan pakaian 
2) Tehnik Pemeriksaan : 
a) Inspeksi : 
(i) Pembengkakan 
(ii) Perubahan warna kulit leher 
(iii) Bentuk leher dari depan, samping, belakang 
(iv) Kesimetrisan leher bagian kanan dan kiri 
b) Palpasi : 
(i) Pembengkakan/pembesaran glandula limfatika (lokasi, ukuran dan konsistensi) Gb. Kelenjar Limfe 
 (ii) Raba nadi karotis komunis kanan & kiri (2-3 cm sebelah lateral jakun)
 (iii) Kelenjar tiroid : 
1. Raba fosasuprasternal dengan jari 2,3 & 4 
2. Anjurkan penderita untuk menelan 
3. Catat adanya pembesaran, konsistensi, pulsasi 
4. Ukur lingkaran leher melalui vertebra cervicalis 7 dan ruangan di bawah kartilago tiroidea. Pemeriksaan Kelenjar Thyroid Pemeriksaan Kelenjar Limfe Lokasi Kelenjar Throid h. Pemeriksaan Thorax Tujuan : Mendapatkan kesan dari bentuk dan fungsi darI dada dan alat alat dalam yang ada di dalam dada dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. 
1. Penderita, diminta menanggalkan baju 
2. Posisi penderita dapat duduk, berdiri atau berbaring sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan 
3. Berikan penerangan kepada penderita apa yang akan anda lakukan 
4. Setiap catatan yang dibuat harus diterangkan, pemeriksaan dilakukan dari depan, samping atau belakang 5. Pemeriksaan meliputi :
 a. Inspeksi : 
    Dari Depan : - Perhatikan bentuk dada (iga, sternum, dan kolumna vertebralis) 
      - Kaji adanya deviasi 
      - Perhatikan ruangan interkostal, mencekung, atau adanya retraksi pada saat inspirasi 
      - Cari adanya pulsasi (Iktus kordis) 
     - Cari adanya bendungan venosa dari depan 
     - Perhatikan klavikula
   - Fosa supra dan infraklavikular 
   - Catat adanya kelainan jumlah dan bentuk iga 
   Dari belakang : 
- Perhatikan letak dan bentuk skapula (Ujung bawah skapula terletak setinggi VT 8) 
- Perhatikan jalan dan bentuk kolumna vertebralis (catat adanya kifosis, skoliosis dan lordosis)
 b. Palpasi : 
     a. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian dada depan
     b. Penderita diminta menarik nafas 
     c. Rasakan gerakan dada, bandingkan pengembangan paru kanan dan kiri 
    d. Pemeriksa berdiri di belakang penderita, letakkan telapak tangan, rasakan dan bandingkan gerakan
       nafas kanan dan kiri 
   e. Pemeriksaan vokal fremitus:
 - Penderita diminta untuk mengatakan angka 88 
- Kemudian letakkan kedua tangan pada bagian belakang dada dan bandingkan baik gerakan pernafasan maupun fremitus suara antara kanan dan kiri 
 • Pemeriksaan Jantung (dada depan): 
a. Pakailah keempat jari tangan kanan dalam palpasi di ruang interkostal 4 dan 5, dengan ibu jari pada linea
    medio klavikularis kiri, rasakan pulsasi yang ada (Iktus kordis) 
b. Apabila ada kelainan pembesaran jantung (cardiomegali), maka iktus kordis akan bergeser sesuai
     kelainannya. 
 c. Catat adanya vibrilasi (thrillis) pada daerah atas. Palpasi Iktus Cordis 
c. Perkusi 
 Tujuan: Mengetahui batas batas, ukuran, posisi, dan kualitas jaringan atau alat (paru, jantung) yang berada
    didalamnya. Mengetahui apakah organ yang kita perkusi berisi udara, cairan, atau masa padat. Walaupun
  demikian, perkusi hanya menembus sedalam 5 7 cm saja, sehingga tidak dapat mendeteksi lesi yang
  letaknya dalam. 
 Tekhnik perkusi:
 - Hiperextensikan jari tengah tangan kiri anda 
- Tekankanlah sendi iterfalangeal kuat kuat pada permukaan yang diperkusi.
 - Hindarkan kontak dengan bagian tangan yang lain, karena akan mengganggu suara yang dihasilkan. 
- Gunakanlah ujung jari tangan kanan anda, dengan posisi yang sedapat mungkin tegak lurus dengan jari yang
   diketok 
 - Dengan kuat, tajam, dan dengan gerakan pergelangan yang santai, ketoklah ujung jari tengah kiri dengan
   ujung jari tengah kanan anda,. dengan demikian anda meneruskan getaran dari tulang jari tengah anda ke
   jaringan yang anda perkusi. 
 - Sesudah mengetok, cepat angkat lagi tangan kanan anda, agar tidak mengganggu getaran yang telah anda ciptakan. 
 Paru bagian depan : 
Tujuan : Untuk mendapatkan kesan batas batas pengembangan paru dan derajat elastisitas paru serta pleura
    Persiapan : Penderita berbaring 
- Lakukan perkusi dari atas ke bawah, bandingkan kanan dan kiri 
- Perkusi secara dalam daerah fosa supra klavikula Lanjutkan perkusi sampai suara sonor hilang Penderita
   diminta bernafas dalam
 - Lanjutkan perkusi ke bawah 
- Kemudian mintalah penderita untuk mengangkat kedua belah tangan dan lakukan perkusi mulai dari
   ketiak¬ Pada penderita sehat batas hilangnya suara sonor akan bergeser ke bawah Perbedaan daerah
   hilangnya suara sonor merupakan besarnya perkembangan paru 
 Menentukan batas paru dan hati : Penderita tetap berbaring lakukan perkusi, di daerah mana merupakan
     batas paru dan hati, suara sonor akan berubah menjadi redup/pekak. 
- Berilah tanda pada batas tersebut. Pada orang normal sehat, batas ini terletak antara kosta ke 5 dan 6. Lihat peta gambaran perkusi thorax. 
 d. Auskultasi
  Auskultasi Paru : 
Tujuan : Menentukan ada tidaknya perubahan dalam saluran pernafasan maupun paru paru Pasien diminta
          menarik nafas pelan pelan dengan mulut terbuka. Lakukan auskultasi secara sistematik, dengarkan
         tiap kali secara lengkap satu periode dan ekspirasi. 
- Bandingkan kanan dan kiri
 - Mulailah di daerah depan diatas klavikula. 
- Setelah mendengarkan daerah ini, teruskan auskultasi di bagian belakang dada, mulai dari atas ke bawah
    sesuai gambar di samping.
 - Perhatikan apabila ada perubahan suara. 
- Tentukan secara pasti lokasi perubahan suara. 
- Catat suara suara yang didapatkan pada waktu auskultasi 
  Auskultasi Jantung : Penderita dalam posisi berbaring dengan sudut 30 derajat Penderita diminta bernafas biasa dalam suasana relaks Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung, baru perhatikan adanya suara tambahan 
 - Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung 
 - Bedakan antara sistolik dan diastolik. 
- Usahakan mendapat kesan intensitas suara jantung. 
- Perhatikan adanya suara suara tambahan atau suara yang pecah. 
- Catat hasil auskultasi 
        PEMERIKSAAN ABDOMEN Adomen dapat di agi menjadi 4 kuadaran menurut 2 garis imajiner yang saling tegak lurus dan berpotongan di umbilicus : 
a. Kuadran kanan atas 
b. Kuadran kanan bawah 
c. Kuadran kiri atas 
d. Kuadran kiri bawah Akan tetapi dapat digunakan system pembagian lain, yang membagi abdomen
    menjadi 9 bagian a. Hypochondric kanan b. Epigastrik c. Hypochondric kiri d. Lumbar kanan 
e. Umbilical 
f. Lumbar kiri 
g. Iliac kanan h. hypogastrik 
i. Iliac kiri Persiapan pemeriksaan : 
1. penerangan cukup 
2. penderita dalam keadaan rileks 
3. daerah dari atas processus xiphoideus sampai simpisis pubis harus terbuka 
4. kandung kemih dalam keadaan kosong 
5. perhatikan privasi pasien Inspeksi : 
    1. kulit abdomen : adakah sikatrik, striae, pelebaran vena, rash dan lesi. 
   2. umbilicus : bentuk dan lokasi, apakah ada tanda-tanda inflamasi/hernia 
 3. permukaan (countur) abdomen : termasuk daerah inguinal dan femoral (datar, bulat, protuberant/scapoid.
   Penonjolan melengkung akibat acites, penonjolan suprapubik karena kehamilan/kandung kemih penuh,
  tonjolan asimetris akibat pembesaran organ setempat/masa 
4. pembesaran organ : perhatikan penonjolan hepar/lien di bawah arcus costa pasien saat inspirasi dalam 
5. pulsasi aorta : terkadang dapat terlihat daerah epigastrium Auskultasi : 
   1. Peristaltic usus :  
    - Perhatikan karakter & frekuensi peristaltik usus 
    - frekuensi normal 5-35x/mnt Palpasi : Tujuan : 
• Mengetahui ketegangan otot • Mengetahui nyeri tekan abdomen 
• Mengetahui organ/masa superficial 
• Pemeriksaan Hepar : 
• Letakkan tangan kiri di belakang pinggang menyangga kosta ke 11 & 12 dengan posisi sejajar dengan
  kosta, ajurkan pasien untuk rileks, tangan kanan mendorong hepar ke atas dan kedalam dengan lembut 
 • Anjurkan pasien inspirasi dalam & rasakan sentuhan hepar saat inspirasi, jika teraba sedikit kendorkan jari
   & raba permukaan anterior hepar 
• Normal hepar : lunak tegas, tidak berbenjol-benjol 
 • Lien : 
• Letakkan tangan kiri menyangga & mengangkat kosta bagian bawah sebelah kiri pasien 
• Tangan kanan diletakkan di bawah arcus costa, lakukan tekanan kearah lien 
• Anjurkan pasien untuk inspirasi dalam & rasakan sentuhan lien pada ujung jari, perhatikan apakah ada nyeri tekan, bagaimana permukaannya, perkirakan jarak antara lien dengan batas terendah dari kosta kiri terbawah.
 o Ginjal : Ginjal kanan : 
• Letakkan tangan kiri di pinggang pasien, paralel pada kosta ke 12, dengan ujung jari anda menyentuh sudut kostovertebral 
• Angkat dan dorong ginjal kanan ke depan 
• Letakkan tangan kanan di kuadran kanan atas di sebelah lateral sejajar terhadap otot rektus, anjurkan pasien untuk nafas dalam 
• Waktu puncak inspirasi tekanlah tangan kanan anda dalam-dalam ke kuadran kanan atas, dibawah arcus costa & cobalah untuk ”menangkap” ginjal di kedua tangan kanan & rasakan bagaimana ginjal kembali ke posisi waktu ekspirasi, apabila ginjal terab tentukan ukurannya, ada tidaknya nyeri tekan Ginjal kiri : 
 • Gunakan tangan kanan untuk menyangga & mengangkat dari belakang 
• Tangan kiri untuk meraba pada kauadran kiri atas, lakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan ginjal kanan Perkusi : 
Tujuan : 
- Untuk mengetahui ukuran hepar,lien 
- Untuk mengetahui adanya asites 
- Untuk mengetahui masa padat/kistik 
- Untuk mengetahui adanya udara pada lambung & usus 
• Hepar :
 o Garis midklavikula kanan mulai dari bawah umbilikus keatas, sampai terdengar suara redup yang merupakan batas bawah hepar
 o Lakukan perkusi dari daerah paru ke bawah untuk menetukan batas atas hepar, ukurlah berapa sentimeter tinggi daerah redup hepar tersebut 
 • Lien : 
o Perkusi daerah intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri, kemudian minta pasien untuk inspirasi panjang & lakukan perkusi lagi, jika lien tidak membesar suara perkusi tetap timpani, apabila suara menjadi redup saat inspirasi berarti ada pembesaran lien 
o Perkusi lien dari berbagai arah, jiuka diketemukan daerah redup yang luas berarti terdapat pembesaran lien  
     PEMERIKSAAN NEUROLOGI 
 1. Test Fungsi Cerebral/kortikal a. Pemeriksaan tingkat kesadaran : Menggunakan Glascow Coma Scale (GCS), berdasarkan penilaian respon mata, bicara & motorik. Aspek Respon Nilai EYE Membuka mata spontan
4 Membuka dengan verbal
3 Membuka dengan rangsang nyeri
2 No respon 1 VERBAL Orientasi baik
5 Membentuk kalimat tapi kacau (bingung)
4 Mampu mengucap kata tapi tidak dapat membentuk kalimat
3 Mengeluarkan suara, kata tidak berarti
2 No respon 1 MOTORIK Gerakan sesuai perintah 6 Dapat menunjukkan rangsang sensori di kulit 5 Gerakan menarik diri dari nyeri 4 Gerakan fleksi abnormal 3 Gerakan ekstensi abnormal 2 No respon 1 b. Orientasi terhadap orang, tempat & waktu: 1) Mengkaji orientasi terhadap orang : menanyakan namanya/respon membuka mata saat namanya dipanggil 2) Mengkaji orientasi terhadap tempat : menanyakan alamat rumah, tempat sekarang berada (RS) 3) Mengkaji orientasi terhadap waktu : menanyakan hari/tanggal, apakah siang/malam c. Daya ingat (Memori) :
Ada 3 jenis memori menurut waktu retensinya, yaitu :
1) Immediate memory (segera setelah kejadian),mis : menanyakan naik apa ke RS
2) Recent Memory (beberapa menit, jam & hari setelah kejadian),mis : sebelum masuk RS apakah klien
     sudah makan
3) Remote memory / post memory (beberapa tahun=jangka waktu lama),mis: klien lahir dimana d. Kemampuan Bicara :
- Kemampuan menerima & menyampaikan informasi
- Pemeriksaan kemampuan menyampaikan informasi :Klien dianjurkan mengulangi kata/kalimat yang
  diucapkan pemeriksa, dinilai apakah klien mampu mengucapkan dengan jelas
- Pemeriksaan kemampuan menerima informasi : Klien diminta untuk membaca kalimat kemudian pemeriksa menanyakan maksud bacaan/ klien diminta menulis kata/kalimat yang didiktekan pemeriksa, amati apakah klien dapat menulis dengan benar

    PEMERIKSAAN GENETALIA & ANUS
 1. Pemeriksaan Genetalia :
    1. Pemeriksaan Genetalia Pria :
     - Inspeksi warna, kelembaban, keutuhan,pembengkakan di daerah penis & testis
    - Inspeksi introitus uretra lihat discarge nanah
    - Inspeksi corona glandis, lihat adanya ulcus
    - Palpasi kedua scrotum & preputium, kaji adanya pembengkakan, fimosis & para fimosis
  2. Pemeriksaan Genetalia perempuan :
    - Inspeksi vagina secara keseluruhan adakah prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartholin
    - Inspeksi secret vagina :
       o Normal jernih tidak gatal
       o Coklat : Carsinoma,endometriosis
       o Putih berbusa : tricomonas vaginalis
     o Kuning kehijauan lengket : GO
2. Pemeriksaan Anus : Inspeksi ekterna, fissura, fistula, keganasan

 PEMERIKSAAN EKSTREMITAS
1. Ekstremitas Atas : Persiapan :
 - Posisi pasien duduk
- Anjurkan pasien melepas perhiasan pada pergelangan tangan & jari-jari tangan
a. Inspeksi punggung, telapak & jari tangan:
- Perhatikan warna kulit, kekakuan sendi, kontraktur, pembengkakan,injuri,benjolan
- Perhatikan jumlah,bentuk & posisi jari
- Perhatikan pertumbuhan & keadaan kuku
- Perhatikan kemampuan gerak sendi pergelangan tangan & jari-jari tangan
- Bandingkan kedua ekstremitas
b. Palpasi :
- Kaji suhu punggung tangan
- Palpasi sendi,ligamen,otot-otot & tendo pergelangan tangan
- Lakukan gerakan pasif pergelangan tangan & jari-jari, kaji rasa nyeri & kekakuan sendi
- Bandingkan kedua ekstremitas
2. Ekstremitas Bawah
a. Inspeksi
- Postur kolumna vertebra lumbal
- Warna kulit, injuri, dislokasi, pembengkakan, inflamasi
- Perhatikan gerakan aktif (sendi panggul & lutut)
- Bandingkan kanan & kiri b. Palpasi
- Perhatikan temperatur, pembengkakan, sendi, tonus otot, nyeri tekan
- Perhatikan pulsasi (frekuensi&irama) arteri femoralis,dorsalis pedis,tibia posterior
- Palpasi kelenjar limfe di inguinal
- Lakukan gerakan pasif di sendi panggul&lutut
- Kaji adanya pitting oedema : diperiksa dg menekankan jari dipermukaan kulit dorsal pedis dan kecekungan yg terjadi akan tidak segera hilang

 STANDART OPERATING PROCEDURE ( SOP) PEMERIKSAAN FISIK No Tindakan NILAI 0 1 2 Tahap Pre Interaksi
 1 Memvalidasi catatan medis pasien
 2 Cuci tangan 3 Mempersiapkan peralatan :
    1. Stetoskop
    2. Handscoon
    3. Penlight
   4. Optalmoskop
   5. Garputala
   6. Hammer reflek
   7. Mikrotoise
   8. Timbangan BB Tahap Orientasi
 4 Memberi salam dan memperkenalkan diri
 5 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
 6 Memberi kesempatan bertanya Tahap Kerja
 7 Timbang BB dan ukur TB
 8 Pemeriksaan kepala :
- Inspeksi kepala dan wajah : Bentuk,ukuran kepala, Kontur / kesimetrisan,Tumor Pigmentasi /perubahan
   kulit kepala, Lesi, ruam, pembengkakan,kemerahan
- Palpasi rambut, kulit wajah & muka:Tebal & banyaknya rambut, Mudah/tidaknya rambut dicabut, Lesi & nyeri pada kulit kepala, Tumor, Tekstur dan kontur kulit wajah dan kepala, Tonus otot wajah,Palpasi nadi temporal (kekuatan & irama) 9 Pemeriksaan mata :
 • Kelopak mata/palpebra : Inspeksi warna, posisi, kondisi permukaan, kondisi & arah bulu mata, serta
    kemampuan klien untuk membuka, menutup mata dan berkedip
• Konjungtiva :
 o Kelopak mata diretraksi ke bawah dengan ibu jari & jari telunjuk tanpa memberi penekanan pada bola
    mata, klien diminta untuk melihat keatas
o Kaji warnanya, apakah anemis, hiperemis.kaji tekstur & adanya lesi.
• Sklera :
   kelopak mata diretraksi ke atas dengan ibu jari & jari telunjuk tanpa memberi penekanan pada bola
     mata, klien diminta untuk melihat kebawah
  Kaji warnanya, apakah ada ikterik/kekuningan.
• Kornea : Kaji kejernihan, tekstur dengan bantuan penlight
• Pupil : mengarahkan penlight dari sisi wajah klien kemudian diarahkan kepupil, bergantian dengan pupil
  yang satunya. Kaji ukuran, bentuk, kesamaan, akomodasi & reaksi terhadap cahaya. 10 Pemeriksaan
  hidung :
• Bentuk hidung luar : kaji bentuk, ukuran,warna kulit, adanya deformitas/inflamasi hidung, inspeksi septum :
   kesejajaran, adanya perforasi, perdarahan
• Nares anterior :
• kaji warna mukosa, lesi, pembengkakan, perdarahan, sekresi hidung Kaji adanya sumbatan : klien
  menyumbat salah satu lubang hidung dan dianjurkan bernafas dengan mulut tertutup kemudian di ulang pada lubang hidung sebelahnya 11
• Bibir :
 Persiapan Pemeriksaan : anjurkan klien untuk menghapus lipstick sebelum pemeriksaan
 Kaji warna, tektur, hidrasi
 Normal bibir warna merah muda,lembab,simetris & halus
• Mukosa bukal, gusi & gigi :
 Persiapan pemeriksaan : anjurkan klien untuk melepas gigi palsunya & membuka mulutnya k/p
    mengunakan spatel lidah, perawat menggunakan handscoon
 Mukosa bukal : kaji warna, hidrasi,tekstur,lesi, mukosa normal warna merah muda,halus,lembab
 Gusi : kaji warna, edema, retraksi, perdarahan, lesi. Normal : warna merah muda, halus,lembab,melekat
    erat di gigi
 Gigi : Kaji posisi, kesimetrisan,warna,karies gigi, gigi yang tanggal
• Lidah :
 Kaji warna, ukuran, posisi, tekstur, lesi. Normal : merah muda/sedang,lembab,sedikit kasar pada
    permukaan & halus sepanjang tepi lidah
• Palatum :
 Kaji warna, bentuk tekstur,adanya tonjolan tulang,defek pada palatum mole & durum
• Pemeriksaan Faring :
 Klien sedikit menengadahkan kepala ke belakang, membuka mulut dg lebar
 Perawat menempatkan ujung spatel lidah di bagian sepertiga tengah dari tengah
 Dengan menggunakan senter, inspeksi uvula & palatum lunak Inspeksi warna, kontur, edema, lesi 12 Pemeriksaan leher :
• Inspeksi :
- Pembengkakan, Perubahan warna kulit leher, Bentuk leher dari depan,samping,belakang
- Kesimetrisan leher bagian kanan dan kiri
• Palpasi : - Pembengkakan/pembesaran glandula limfatika (lokasi, ukuran dan konsistensi) - Kelenjar tiroid : • Raba fosasuprasternal dengan jari 2,3 & 4,
 • Anjurkan penderita untuk menelan
• Catat adanya pembesaran, konsistensi, pulsasi
• Ukur lingkaran leher melalui vertebra cervicalis 7 dan ruangan di bawah kartilago tiroidea. 13 Pemeriksaan Dada : Inspeksi Thorax :
- Perhatikan bentuk dada (iga, sternum, dan kolumna vertebralis), kaji adanya deviasi
- perhatikan jalan dan bentuk kolumna vertebralis (catat adanya kifosis, skoliosis dan lordosis) Palpasi :
• Paru :
• Letakkan kedua telapak tangan di dada depan
• Penderita diminta menarik nafas
• Rasakan gerakan dada, bandingkan pengembangan paru kanan dan kiri
• Pemeriksaan vokal fremitus:
- Penderita diminta untuk mengatakan angka 88
- Kemudian letakkan kedua tangan pada bagian belakang
- dada dan bandingkan getarannya/fremitus suara antara kanan dan kiri
- Ukur lingkaran dada pada saat inspirasi kuat dan ekspirasi kuat
 • Jantung :
  • palpasi interkostal 4 dan 5 dengan keempat jari tangan kanan, ibu jari di linea medio klavikularis kiri, rasakan pulsasi yang ada (Iktus kordis) Perkusi :
 Paru bagian depan :
- Lakukan perkusi dari fosa supra klavikula ke bawah, bandingkan kanan dan kiri
- Lanjutkan perkusi sampai suara sonor hilang
- Penderita diminta bernafas dalam
- Kemudian mintalah penderita untuk mengangkat kedua belah tangan dan lakukan perkusi mulai dari
   ketiak¬
- Pada penderita sehat batas hilangnya suara sonor akan bergeser ke Bawah
- Perbedaan daerah hilangnya suara sonor merupakan besarnya perkembangan paru Auskultasi :
 Auskultasi Paru :
    Pasien diminta menarik nafas pelan pelan dengan mulut terbuka.
    Lakukan auskultasi secara sistematik, dengarkan tiap kali secara lengkap satu periode dan ekspirasi.
    Bandingkan kanan dan kiri
    Mulailah di daerah depan diatas klavikula.
   Setelah mendengarkan daerah ini, teruskan auskultasi di bagian belakang dada, mulai dari atas ke bawah sesuai gambar di samping.
 Perhatikan apabila ada perubahan suara.
 Tentukan secara pasti lokasi perubahan suara.
 Auskultasi Jantung : Mulailah auskultasi pada beberapa tempat :
- di ruang interkostal 2 kiri kearah stenum
- di ruang interkostal 4 dan 5 kiri ke arah sternum (dengan bagian bell)
- Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
 - Perhatikan adanya suara suara tambahan (murmur, S3)

 7 Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : kulit abdomen : warna, keutuhan, umbilicus : bentuk,warna dan lokasi, permukaan (countur) abdomen : daerah inguinal dan femoral, pembesaran organ Auskultasi : Perhatikan karakter & frekuensi peristaltik usus, dengarkan Bising sistole & diastole di epigastrium, kuadran kanan & kiri atas Palpasi :
• Hepar :
• Letakkan tangan kiri di belakang pinggang menyangga kosta ke 11 & 12 dengan posisi sejajar dengan
  kosta, ajurkan pasien untuk rileks, tangan kanan mendorong hepar ke atas dan kedalam dengan lembut
 • Anjurkan pasien inspirasi dalam & rasakan sentuhan hepar saat inspirasi, jika teraba sedikit kendorkan jari
   & raba permukaan anterior hepar
• Lien :
• Letakkan tangan kiri menyangga & mengangkat kosta bagian bawah sebelah kiri pasien
• Tangan kanan diletakkan di bawah arcus costa, lakukan tekanan kearah lien
• Anjurkan pasien untuk inspirasi dalam & rasakan sentuhan lien pada ujung jari, perhatikan apakah ada
   nyeri tekan, bagaimana permukaannya, perkirakan jarak antara lien dengan batas terendah dari kosta kiri
   terbawah. Ginjal: :
• Gunakan tangan kiri untuk menyangga & mengangkat dari belakang
• Tangan kana untuk meraba pada kauadran kiri atas, lakukan pemeriksaan seperti pemeriksaan ginjal kanan Perkusi :
• Hepar : Garis midklavikula kanan mulai dari bawah umbilikus keatas, sampai terdengar suara redup yang
  merupakan batas bawah hepar. Lakukan perkusi dari daerah paru ke bawah untuk menetukan batas atas
  hepar, ukurlah berapa sentimeter tinggi daerah redup hepar tersebut
 • Lien : Perkusi daerah intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri, kemudian minta pasien untuk
   inspirasi panjang & lakukan perkusi lagi, jika lien tidak membesar suara perkusi tetap timpani, apabila
  suara menjadi redup saat inspirasi berarti ada pembesaran lien. Perkusi lien dari berbagai arah, jiuka
  diketemukan daerah redup yang luas berarti terdapat pembesaran lien 8 Pemeriksaan eketremitas :
- Inspeksi :
o Postur kolumna vertebra lumbal, Warna kulit, injuri, dislokasi, pembengkakan, inflamasi,Perhatikan
   gerakan aktif (sendi panggul & lutut),Bandingkan kanan & kiri
- Palpasi :
o Kaji adanya pitting oedema, periksa refile capilarry time
o Lakukan gerakan pasif di sendi panggul&lutut 9 Pemeriksaan Genetalia :
1. Pemeriksaan Genetalia Pria :
 Inspeksi warna, kelembaban, keutuhan,pembengkakan di daerah penis & testis
 Inspeksi introitus uretra lihat discarge nanah
 Inspeksi corona glandis, lihat adanya ulcus
 Palpasi kedua scrotum & preputium, kaji adanya pembengkakan, fimosis & para fimosis
2. Pemeriksaan Genetalia perempuan :
o Inspeksi vagina secara keseluruhan adakah prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartholin
o Inspeksi secret vagina :
 • Normal jernih tidak gatal
• Coklat : Carsinoma,endometriosis
• Putih berbusa : tricomonas vaginalis
• Kuning kehijauan lengket : GO 3. Pemeriksaan Anus : Inspeksi ekterna, fissura, fistula, keganasan Tahap Terminasi 10 Mengevaluasi Respon pasien 11 Kontrak waktu 12 Mencuci tangan Dokumentasi 12 Mendokumentasikan : hasil & waktu pemeriksaan, nama & tanda tangan pemeriksa, respon pasien saat & setelah pemeriksaan Total Keterangan : Nilai 0 : Tidak dilakukan Yogyakarta,…………….. Nilai 1 : dilakukan tapi salah Penguji Nilai 2 : dilakukan dengan tepat Nilai Batas Lulus = 75% …………………………

 PENGKAJIAN FISIK PADA BAYI
 I. Tujuan Umum : Setelah mengikuti kegiatan praktikum selama 1x120 menit, mahasiswa mampu
    melaksanakan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir secara komprehensif
 II. Tujuan Khusus : Setelah mengikuti kegiatan praktikum pemeriksaan fisik padi bayi baru lahir, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasi dan mempersiapkan alat- alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan fisik bayi baru lahir. 2. Menilai apgar score pada bayi baru lahir
3. Melakukan penilaian dan pengukuran antropometri pada bayi baru lahir
4. Melaksanakan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dengan teknik head to toe
5. Melaksanakan pemeriksaan dan pengkajian reflek- reflek pada bayi baru lahir
 III. Dasar Teori (Review Materi)
1. Definisi Pengkajian fisik bayi baru lahir adalah suatu tindakan untuk memeriksa kondisi fisik pada bayi
    setelah lahir & merupakan proses berkelanjutan yang dimulai selama wawancara, terutama dengan
   menggunakan inspeksi, atau observasi. Selama pemeriksaan, alat- alat untuk perkusi, palpasi, dan
   auskultasi ditambahkan untuk memantapkan sistem pengkajian sistem tubuh (Wong, 2004).
 2. Pedoman umum pengkajian :
a. Berikan ruangan yang hangat, nyaman & bersih.
b. Lepaskan pakaian hanya pada area yang akan diperiksa, untuk mencegah kehilangan panas, kecuali jika
    bayi baru lahir berada di bawah sumber panas seperti lampu penghangat.
c. Lakukan secara berurutan dari kepala sampai dengan kaki
d. Lakukan dengan cepat untuk menghindari membuat stres bayi
e. Gunakan tehnik-tehnik untuk memberikan kenyamanan : bicara dengan lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya, bedong dan peluk Penilaian Pertumbuhan (Antropometrik) Ukuran antropometrik : meliputi pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan (panjang Badan), Lingkar Kepala dan lingkar lengan atas. Dalam pengukuran atropometrik terdapat 2 cara pengukuran, yaitu :
 Pengkuran berdasarkan umur : BB berdasarkan umur, TB berdasarkan umur
 Pengkuran tidak berdasarkan umur : BB berdasarkan TB, Lingkar lengan atas Berdasarkan TB dll 1) Berat badan : BB merupakan hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain : tulang, otot, lemak, cairan tubuh dll.
BB dipakai sebagai indikator yang terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi & tumbang.
BB lahir normal 2500-3500 gr,
BB lahir < 2500 gr dinamakan BBLR,
BB lahir > 3500gr dinamakan makrosomia (A. Azis A.H, 2005) Perlu diketahui bahwa terdapat fluktuasi wajar dalam sehari sebagai akibat masukan (intake) makanan & minuman dengan keluaran (output) melalui urine,feses, keringat & bernafas. Indikator BB dimanfaatkan dalam klinik untuk :
1. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang kronis, keadaan tumbuh
    kembang & kodisi kesehatan
2. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pengobatan penyakit
3. Dasar perhitungan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan
2) Tinggi Badan : Pengukuran ini merupakan bagian dari pengukuran atropometrik yang digunakan untuk
    menilai status perbaikan gizi, disamping faktor genetik. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan mudah
   dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Panjang Badan lahir normal 45-50 cm
3) Pengukuran Lingkar Kepala : Pengukuran lingkar kepala ini dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak, penilaian ini dapat dilihat apabila pertumbuhann otak kecil (mikrosefali) maka menunjukkkan adanya retardasi mental, sebaiknya apabila otak besar (volume kepala meningkat) akibat penyumbatan pada aliran cairan cerebrospinalis. Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan kurva lingkar kepala.
Lingkar kepala lahir normal 30-33 cm,
lingkar kepala > 3 cm dari lingkar dada bayi di curigai adanya hidrocephalus,
lingkar kepala < 3 cm lingkar dada anak mengalami mikrocephalus(A. Azis A.H, 2005).
  Menurut Donna L Wong (2004) Lingkar kepala bayi baru lahir 33-35 cm. 4) Pengukuran Lingkar Lengan Atas : Ukur lingkar lengan atas sepertiga bagian atas pada lengan atas bayi dengan menggunakan metline / kertas LILA. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak
5) Pengukuran Lingkar dada : Ukur dada bayi tepat diatas puting dengan menggunakan metline, lingkar dada bayi 30,5 -33cm, lingkar kepala 2-3 cm lebih besar dari lingkar dada (Donna L Wong,2004) Pemeriksaan Fisik :
1. Pemeriksaan Kepala : Kaji kondisi rambut, kaji bentuk kepala,adakah maulage jika ada simetris atau
    tidak, adakah caput sucedaneum, adakah cephal hematom, bagaimana kondisi fontanela
2. Pemeriksaan Mata : Adakah strabismus, adakah kekeruhan kornea dan lensa, adakah ada edema
    palpebra,adakah perdarahan konjungtiva
3. Pemeriksaan Telinga : Lihat kondisi daun telinga, kaji fungsi pendengaran dengan membunyikan suara à
    reflek terkejut à fungsi pendengaran baik
4. Pemeriksaan Hidung : Kaji pola nafas bayi, jika bayi bernafas lewat mulut kemungkinan terdapatnya
   sumbatan/obstruksi di rongga hidung, jika terdapat pernafasan cuping hidung kemungkinan terdapat
   ganguan pada paru-paru
5. Pemeriksaan mulut : Kaji apakah terdapat kista di mukosa mulut, adakah labio scisis, labiopalatoscisis,
    kemampuan/ reflek menghisap, kondisi lidah
6. Pemeriksaan leher dan bahu : Terdapat lanugo (rambut halus), kaji kesimetrisan, keterbatasan dalam
    pergerakan
7. Pemeriksaan dada & punggung : Kaji bentuk, kesimetrisan, apakah terdapat retraksi saat inspirasi, kaji
    bunyi nafas, frekuensi pernafasan, frekuensi denyut jantung
8. Pemeriksaan Abdomen Kaji bentuk abdomen, umbilikus, kaji peristaltik usus
9. Pemeriksaan Tulang Belakang : Bayi diletakan dalam posisi tengkurap kemudian lakukan palpasi
    sepanjang tulang belakang kaji adanya kelainan seperti skoliosis, meningokel, spina bifida.
10. Pemeriksaan Genetalia : Bayi perempuan : kaji introitus vagina dan introitus uretra, jika ditemukan 1
     lubang àkelainan. Bayi laki-laki : kaji letak lubang uretra, normal berada diujung glands penis, kaji adanya
     hipospadia, epispadia.
11. Pemeriksaan ekstremitas: Kaji bentuk, posisi kaki dan jumlah jari-jari adakah equinovarus/valgus,
      adakah polidaktili
12. Pemeriksaan anus dan rektum : Kaji lubang anus adakah atresia ani, normal mekonium keluar pada 24
      jam
13. Pemeriksaan kulit : Kaji kondisi kulit adakah verniks kaseosa yaitu zat seperti lemak di kulit yang berfungsi sebagi pelumas/sebagai isolasi panas pada bayi cukup bulan, adakah lanugo yaitu rambut halus yang terdapat dikulit bayi jumlah lanugo lebih banyak pada bayi yang kurang bulan dari pada bayi yang cukup bulan Pengkajian Normal Abnormalitas minor Abnormalitas Mayor Penampilan umum:
• Postur tubuh : kepala & ekstremitas fleksi
• Frank Breech ; kaki ekstensi,abduksi
• Postur timpang,ekstensi ekstremitas Kulit
• Saat lahir merah terang, halus
• Vernik kaseosa
• Lanugo
• Edema sekitar mata, wajah, kaki,punggung tangan, telapak & skrotum/labia
• Ikterik neonatus setelah 48 jam pertama
• Ekimosis/ptekie
• Milia: distensi kelenjar sebacea tampak sebagai papula putih kecil di pipi,dagu&hidung
• Miliaria/sudamina:distensi kelenjar keringat tampak seperti vesikel
• Ikterik berlanjut pada 24 jam pertama
• Kulit memucat
• Sianosis umum
• Pucat
• Keabu-abuan hemorargi, ekimosis/ ptekie yang menetap
• Sklerema : kulit keras & kaku Kepala
• Fontanela anterior : bentuk berlian 2,5-4 cm
• Fontanela posterior : bentuk segitiga 0,5 – 1 cm
• Fontanela datar, lunak & padat
 • Molding setelah persalinan pervaginam
• Kaput suksedaneum : edema jaringan kulit kepala yang lunak yang melewati garis sutura
• Sephal hematom : diantara periosteum & tulang tengkorak yang dibatasi dg batas khusus & tidak melewati
   garis sutura
 • Pelebaran sutura & fontanela
 • Penonjolan/depresi ketika bayi tenang
• Sutura menyatu Mata
• Kelopak mata oedema, palpebra menutup
• Tidak ada air mata
• Reflek pupil sebagai respon terhadap cahaya
• Reflek berkedip terhadap respon cahaya dan sentuhan
• Lipatan epikantus pada bayi oriental
• Nistagmus / strabismus
• Hemorargi sub konjungtiva (skleral)
• Rabas purulen
• Katarak kongenital
• Pupil kontriksi/dilatasi
• Tidak ada reflek pupil/kornea
• Ketidakmampuan mengikuti objek/cahaya terang Hidung
• Lubang hidung tidak ada sumbatan
 • Sumbatan lubang hidung
• Keluar cairan purulen/berdarah
• Tidak ada septum Mulut & tenggorokan
• Utuh,palatum arkus tinggi
• Uvula di garis tengah
 • Bibir sumbing/labioscisis
• Palato scisis
• Lidah besar, menjulur/kesalahan posisi posterior dari lidah Leher
• Pendek, gemuk, dikelilingi oleh lipatan kulit
• Tortikolis/leher miring : kepala menengok kesalah satu sisi d dagu mengarah kesisi yg berlawanan
• Lipatan kulit yang berlebihan/berselaput
• Tahanan terhadap fleksi/kaku kuduk
• Klavikula fraktur Dada
• Diameter anteroposterior & lateral sama
• Depresi sternum
• Retraksi dada & ruang interkostal selama pernafasan
• Ekspansi dada asimetrik/ekspansi berlebihan
• Kemerahan&keras disekitar puting Paru-paru
• Pernafasan utama : pernafasan abdominal
• Reflek batuk tidak ada saat lahir, ada setelah 1-2 hari
• Suara nafas bronkial sama scr bilateral
• Frekuensi & kedalaman pernafasan tidak teratur
• Crakles sesaat setelah lahir
• Stridor
• Pernafasan tidak teratur secara menetap
• Retraksi • Wezing
• Takipnea (> 60x/mnt ) Jantung
• Apeks : interkosta ke 4-5 sebelah lateral batas kiri sternum
• Bunyi jantung 1 lebih tajam dan tinggi dibanding bunyi jantung 2
• Sinus aritmia : HR meningkat selama inspirasi dan menurun selama ekspirasi
• Kardiomegali
• Murmur
• Sianosis menetap Abdomen
• Bentuk silinder
• Hepar teraba 2-3 cm bawah margin kosta dextra
• Ginjal dapat diraba 1-2 cm diatas umbilikus
• Umbilikus berwarna putih kebiruan pada saat lahir dengan 2 arteri dan 1 vena
• Hernia umbilikus
• Distensi abdomen
• Hepatomegali&splenomegali
• Asites
• Tali umbilikus hijau Genetalia wanita
• Labia & klitoris edema
• Labia minora lebih besar dari labia mayora
• Meatus uretra di belakang klitoris
• Vernik kaseosa diantara labia
• Berkemih dalam 24 jam
• Genetalia ganda
• Pembesaran klitoris dg meatus uretra di bagian ujung
• Labia menyatu
• Tidak ada lubang vagina
• Rabas fekal dari lubang vagina
• Tidak berkemih dalam 24 jam Genetalia pria
• Lubang uretra pada puncak glands penis
• Testis dapat di raba di dalam tiap skrotum
• Berkemih dalam 24 jam
• Lubang uretra tertutup preputium
• Ketidakmampuan meretraksi preputium
• Skrotum kecil
• Hipospadia
• Epispadia
• Testis tidak dapat diraba dalam skrotum/kanalis inguinalis
• Tidak ada urinasi dalam 24 jam
• Hidrokel Punggung dan rektum
• Spina utuh, tidak ada lubang & masa menonjol
• Lubang anal paten
• Keluar mekonium < 36 jam
• Fisura anal
• Anus imperforata
• Mekonium tidak keluar > 36 jam
• Spina bifida Ekstremitas
• Sepuluh jari tangan dan jari kaki
• Rentang gerak penuh
• Tonus otot sama secara bilateral
• Nadi brakial bilateral sama
• Polidaktili : jari tambahan
• Sindaktili : jari bersatu/berselaput
• Fokomelia : tangan/kaki melekat ke batang tubuh
• Hemimelia : bagian distal ekstremitas tidak ada
• Tonus otot & rentang gerak tidak sama Pemeriksaan Reflek : Reflek Cara pemeriksaan Normal Patologis Berkedip Sorotkan cahaya ke arah mata bayi Bayi akan berkedip dijumpai pada tahun pertama Tidak berkedip à kebutaan Rooting Gores sudut mulut bayi garis tengah bibir Bayi mencari arah pipi yang di gores, reflek menghilang pada umur 3-4 bulan dan bisa menetap sampai 12 bulan khususnya selama tidur Tidak adanya reflek menunjukkan adanya gangguan neurologi Moro Angkat bayi dengan kedua tangan, turunkan bayi perlahan-lahan ke bawah Lengan dan kaki ekstensi, jari-jari mengembang, menghilang pd umur 3-4 bln Reflek menetap > 4 bulan dicurigai adanya kerusakan otak, respon tidak simstris adanya hemiparese, fraktur klavikula, cedera medula spinalis Palmar Graps Letakkan jari pemeriksa di telapak tangan bayi dari sisi ulnar Jari-jari bayi melengkung disekitar jari-jari yg diletakkan ditelapak tangan bayi dari sisi ulnar, reflek ini menghilang pd umur 3-4 bulan Fleksi yg tdk simetris menunjukkan adanya paralisis, reflek menggenggam yg menetap menunjukkan gangguan serebral Menghisap Berikan dot pada bayi Bayi menghisap dg kuat dalam berespon terhadap stimulasi, reflek ini menetap selama masa bayi dan selama tidur tanpa stimulasi Reflek lemah/tidak ada menunjukkna kelambatan / keadaan neurologi yg abnormal Muntah Stimulasi terhadap faring posterior Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup. Menguap Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup Batuk Beri rangsangan batuk pada bayi Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir Galants Gores punggung bayi sepanjang sisi tulang belakang dari bahu sampai bokong Punggung bergerak ke arah samping bila distimulus. Dijumpai pada 4-8 minggu pertama. Tidak ada refleks menunjukkan lesi medula spinalis. Balbinkski Gores telapak kaki sepanjang tepi luar dimulai dari tumit Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi, dijumpai sampai umur 2 tahun. Bila pengembangan jari kaki dorsofleksi setelah umur 2 tahun adanya lesi ekstrapiramidal. Sartle (kaget) Bertepuk tangan dengan keras Bayi mengenteksikan dan menfleksikan lengan dalam berespon terhadap suara yang keras. Refleks ini akan hilang sampai umur 4 bulan Tidak ada refleks menunjukkan adanya gangguan pendengaran.  Ekstrusi Sentuh lidah dengan ujung spatel lidah Lidah ekstensi kearah luar bila disentuh, dijumpai pada umur 4 bulan. Ekstensi lidah yang persisten indikasi adanya sindrom down Melangkah Pegang bayi sehingga kakinya sedikit menyentuh permukaan yang keras Kaki akan bergerak keatas dan kebawah bila sedeikit disentuhkan ke permukaan keras dijumpai pada 4-8 minggu pertama Refleks menetap melebihi 8 minggu merupakan keadaan abnormal. Glabela Ketukan halus pada glabela Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat. Leher Asimetrik Tonik baringkan sekecil , lalu miringkan kekiri/ kekanan Tangan kiri bayi akan merentang lurus keluar dan tangan kanannya akan menekuk kearah kepala atau muka
 IV. Persiapan Alat
a. Metline
b. Penlight
c. Timbangan bayi
d. Pengukur tinggi badan bayi
e. Kertas LILA
f. Masker
g. Handscoon bersih
h. scort
i. Stetoskop
j. Kain flanel (untuk bedong)
k. Bantalan tinta/cap
l. Gelang identitas bayi
m. Formulir pengkajian bayi baru lahir
n. Termometer rectal
o. Jelly/pelumas
p. Tisue
 V. Standar Operating Procedure Standart Operating Prosedur Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir No
     Kriteria Skor 0 1 2
1 Mencuci tangan
2 Persiapan alat :
• Pengukur tinggi badan
• Metline • Kertas LILA
• Timbangan bayi
• Sarung tangan bersih
• Scort • Masker k/p
• Gelang pengenal bayi
• Formulir pengkajian
• Bantalan tinta/cap k/p
• Termometer rectal
• Tisu
 3 Mencuci tangan
 4 Kenakan scort, handscoon dan masker k/p
 5 Tempatkan bayi diatas meja dengan alas lunak/tempat tidur yang hangat atau di bawah lampu penghangat   6 Lepaskan bedong/ kain penutup bayi
 7 Kaji apgar score (frekuensi jantung, usaha nafas,tonus otot,reflek, warna kulit)
 8 Timbang Berat badan :
     Pastikan angka timbangan di angka 0
     Letakkan anak diatas timbangan
     Lihat scala dan catat
 9 Tinggi Badan :
   Letakkan anak diatas tempat yang rata
   Luruskan kaki anak dg menekan secara lembut diatas lutut
   Ukur panjang badan anak & catat
 10 Ukuran Lingkar Kepala
 11 Ukuran Lingkar Lengan Atas 
 12 Ukur lingkar dada
 13 Inspeksi dan palpasi kepala
 14 Inspeksi mata, hidung, mulut,telinga, leher dan bahu
 15 Inspeksi, palpasi & auskultasi dada ( RR & HR)
 16 Inspeksi, auskultasi & palpasi abdomen
 17 Ubah posisi bayi tengkurap, inspeksi dan palpasi punggung dan tulang belakang
 18 Inspeksi genetalia
 19 Inspeksi anus, pasang termometer rectal, baca scala bersihkan termometer
 20 Inspeksi dan palpasi ekstremitas
 21 Kaji reflek
 22 Pasang gelang pengenal/identitas sesuai dg aturan RS meliputi nama ibu, jenis kelamin, no RM
 23 Cap kaki bayi ke formulir pengkajian k/p atau sesuai aturan RS
 24 Rapikan pasien à memandikan bayi (jika memungkinkan)à kenakan pakaian
25 Bereskan alat
26 Cuci tangan
27 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan Yogyakarta,……… Keterangan : Nilai 0 :
Tidak dilakukan Nilai 1 :
dilakukan tetapi salah Penguji Nilai 2 : dilakukan dengan tepat